Rabu, 02 Desember 2009

Pengakuan dunia

Hari Pengakuan Batik oleh UNESCO

B1

Surken – Menanggapi ditetapkannya batik sebagai warisan budaya dunia, penjual batik di Suryakencana, Vanny menyatakan kebanggaannya karena batik mendapat pengakuan Badan PBB yang membidang Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan (UNESCO). UNESCO pada 2 Oktober 2009 mengukuhkan batik sebagai warisan budaya dunia.
“Pengakuan UNESCO tersebut tentu saja sangat diperlukan agar batik tidak lagi diributkan miliknya siapa. Namun, jangan hanya sekarang saja batik ramai-ramai dipakai dan dicari. Pelestarian harus wajib kita lakukan,” papar Vanny yang juga mengelola toko Rimmo di jalan Suryekencana bersama suaminya.
Selain itu, dengan adanya pengakuan batik oleh UNSECO ini, ia juga mendapatkan keuntungan karena penjualan batik di toko pakaiannya meningkat lebih dari 50 persen. Kebanyakan mereka yang mencari batik adalah para wanita karir dan ibu-ibu yang membeli batik untuk dikenakan anaknya di sekolah khusus kemarin. “Kemarin banyak sekali yang membeli hingga beberapa model batik yang kami jual kehabisan model,” ujar ibu dua anak ini kepada Jurnal Bogor, kemarin.
Tak heran, masyarakat Bogor umumnya dan warga Surken pada khususnya ikut memeriahkan pengakuan UNESCO ini dengan memakai batik bersama-sama. Terlihat sejak pagi kemarin, warga yang lalu lalang di kawasan Suryakencana banyak yang memakainya. Mulai dari ibu-ibu, bapak-bapak, anak sekolah, mahasiswa, hingga anak kecil pun memakainya. Ketika ditanya, beberapa dari mereka yang mengenakan batik mengetahui kemarin adalah hari pengakuan batik oleh UNESCO.
Meski demikian, kata Vanny dan warga yang sedang memakai batik ini, setiap warga Indonesia harus meningkatkan rasa memiliki dan menghargai setiap produk Indonesia. Rasa itu harus dimunculkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya menghargai setiap lembar kertas uang Indonesia. “Kita lihat saja contoh yang mudah. Jarang sekali ada yang menghargai uangnya. Uang kertas banyak dicorat-coret dan digambari,” paparnya.
Jika itu dilakukan, tambah Vanny, mulai sekarang tidak ada lagi yang akan kebakaran jenggot karena ketakutan budayanya diambil. Malah sebaliknya, rakyat Indonesia akan mawas diri karena belajar dari pengalaman sebelumnya serta lebih meningkatkan kecintaan mereka dengan kampus. “Kita ribut kalau sudah ada gembar-gembor pengakuan salah satu bdaya kita oleh negara lain kan?,” tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar